Rabb, ini aku. Maaf baru mengirim surat (lagi). Maaf jika tidak sopan. Maaf bila seenaknya. Malu sebenarnya karena setiap kali datang selalu kotor. Jalanya becek Rabb. Tapi gak bisa di jadikan alasan ya. Bodohnya aku selalu salah pilih jalan. Bodohnya lagi, selalu terulang. Ingatanku memang buruk mengenai jalan. Maaf Rabb. Engkau gak marah kan?
Aku bingung Rabb. Aku Selalu mengkhianatiMu. Tapi Engkau sungguh baik, terlalu baik malah. Aku jadi bertanya, kenapa Kau begitu perhatian padaku?
Maaf akhir-akhir ini aku mulai menjauhimu. Aku terlalu sibuk dengan urusanku. Tapi percayalah Rabb aku masih ingat padamu. Aku masih mengingat masa itu. Masa-masa bersahabat denganmu. Deg-degan rasanya setiap kali akan bertamu kerumahMu. Kapan aku bisa datang lagi? pintuMu masih terbuka untukku kan? Aku kangen.
Mereka bilang aku religius Rabb. Engkau pasti tertawa mendengarnya. Aku pun terpingkal. Mereka hanya tidak tahu rahasiaku. Rahasia yang Kau simpan untukku. Terima Kasih kau sudah mau menyimpannya untukku.
Rabb, maaf aku tidak pernah bersungguh-sungguh. Aku terlalu sedikit mengenalMu. Aku Menyesal. Kalau boleh beralasan, itu karena aku lupa jalan menuju rumahMu. Aku tersesat di labirin tekad. Aku cemas ya Rabb. Aku gelisah. Aku Galau. Aku ingin secepatnya bisa keluar. Kau mau menunjukkan jalan keluarnya kan? Kau mau menuntunku kan?
Rabb, masih ingat cerita tempo dulu. Pemberianmu itu. Tahukah engkau pemberianmu itu selalu aku jaga. Aku bersyukur Kau berikan aku pada keluarga yang luar biasa. Aku ingin kami bisa bertamu kerumahMu kelak. Bersama. Engkau tidak keberatan menerima kami bukan?
O iya, aku sudah menerima balasan suratku . Itukah jawaban atas surat permintaanku kemarin Rabb. Cepat yaa. Apa tidak terlalu cepat? Oke, aku mengaku. Saat itu aku cuma iri melihat orang. Tapi tidak apa. aku tidak pernah menyesal menerima pemberianmu. Mudah-mudahan itu menjadi jawaban ya Rabb. Senang sekali rasanya bisa mendapat perhatian dariMu.
Maaf Rabb setiap kali bercerita aku selalu mengeluh. Aku hanya bingung kenapa semua ini kau beri padaku? kenapa kau lebih memilih aku?? Saat itu kau menjawab, "Kenapa tidak?" tahukah engkau, itu membangkitkan percaya diriku. Terima Kasih Rabb, kau telah menyadarkanku.
Rabb, masih ingat janjiMu dulu padaku. Janji akan tiga hal itu. Engkau akan jamin Rezekiku. Engkau telah pastikan tiket pulangku. Engkau pula yang memilihkan pendamping perjalananku. Aku harap itu masih berlaku. Maaf aku tidak bermaksud meragukanMu. Aku tau Engkau tidak mungkin ingkar. Tapi rasa takut itu tidak sopan Ya Rabb. Bisa bantu aku mengusirnya?
Rabb, aku tau Engkau disana sedang membaca suratku. Aku malu Rabb terus-terusan meminta, tapi kata mereka Engkau marah bila aku minta dengan yang lain. Terlalu banyak yang ingin kukatakan. Aku yakin Engkau tau apa yang ku maksud, aku tunggu surat balasanMu yaa..
P.S. Semoga surat ini bisa memperbaiki hubungan kita.
12052010, 9:39 PM
Sumber: http://www.facebook.com/notes/dea-arie-kurniawan/repost-dear-rabb/477906838734?notif_t=note_reply
Tidak ada komentar:
Posting Komentar