Pager,
29 september 2012
Hari
ini aku terharu sekali. Perasaanku berkecamuk, ada sedih, bahagia, senang, dan
lainnya. Hari ini, hari terakhir aku bekerja di polindes pager setelah
sebelumnya kurang lebih 4 bulan aku berada di sini. Aku dipindah tugaskan untuk
kembali ke puskesmas Rakumpit yang juga sangat membutuhkan kehadiranku. Hari ini sabtu, biasanya hari sabtu aku
meliburkan diri namun hari ini aku memutuskan utk tetap berangkat ke pager
sekalian untuk membereskan semua barang-barangku, menyelasaikan semua tanggung
jawab dan tugasku, berpamitan dengan masyarakat pager sekaligus perpisahan
dengan anak-anak yang belajar ngaji bersamaku. Empat bulan berada di sini
memberiku pengalaman yang sangat berarti, banyak hal yang ku temui dan ku
alami, berbagai peristiwa dengan beragam cerita menemani hari-hariku setiap hari. Di sini aku belajar
mandiri, menyelasaikan semua tugas dan tanggung jawab sendiri. Di sini aku
merangkap banyak tugas, tidak hanya sebagai bidan tapi juga sebagai perawat,
dokter, dan lainnya karena akulah satu-satunya tenaga kesehatan dikelurahan ini
yang harus mampu menyelasaikan permasalahn kesehatan di tempat ini. Tidak hanya
itu, aku pun setiap sore meluangkan waktu untuk mengajar anak-anak ngaji di
masjid yang tidak jauh dari tempat aku bekerja.
Banyak
hal yang baru kusadari, betapa warga masyarakat disini sangat menyayangi aku
dan menganggap kehadiranku ditengah-tengah mereka sangat berguna. Saat tadi aku
berpamitan dengan mereka, ternyata mereka merassa kehilangan diriku bahkan ada
yang menangi saat aku pamit. Aku
benar-benar merasa terenyuh, bahagia sekali bukan, ternyata hadirmu ditengah
mereka memberi arti bagi mereka. Lain lagi cerita dengan anak-anak, saat tadi
aku mengumpulkan mereka buat acara perpisahan. Ya Allah…betapa mereka sangat
menyayangi aku dan tak ingin aku pindah dari tempat ini, mereka berulang kali
memaksaku untuk jangan pindah malah ada sebagian yang sangat bersedih dan
menangis. Kata mereka:
“kami
sayang ibu, klo ibu pindah siapa nanti yang mengajari kami?”
“aku
sedih kalo ibu pindah, jangan pindah ya bu??
“bu…ibu
tetap disini, kami bagaimana?
“ibuu…aku
nangis nih klo ibu pindah…
Aku
benar-benar tak bisa berkata apa-apa lagi, aku tak menyangka hadirku di sini
selama empat bulan, bersama mereka, mengajari mereka ternyata sangat berkesan
dihati mereka. Beberapa waktu yang lalu seorang anak menatapku, lama…kemudian
ia berucap pelan…”ibu…boleh aku mencium dan memeluk ibu, katanya” Mendengar ia
mengatakan itu, aku benar terpana dan langsung memeluk ia erat, dan ku lihat
betapa ia sangat senang. Kemaren saat anak-anak berkumpul semua
dan aku mengecek kembali hafalan mereka tentang doa-doa pendek. Tiba-tiba
seorang anak berkata, semoga ibu wiwi cepat menikah, sontak saja aku sangat kaget
mendengarnya dan aku berkata aamiin ya Allah, lantas anak-anak yang lain seraya
berdoa, semoga bu wiwi rumah tangganya rukun tenteram selamanya, dapat suami
yang ganteng, aku sama sekali tidak sanggup menahan tawa saat mereka berucap
seperti itu. Lalu aku pun nyelutuk kepada mereka, ibu ingin dapat suami yang
sholeh, doakan ya...iya bu kata mereka, aku pun tersenyum anak-anak, ada-ada
saja tingkahnya. Kemudian saat aku pulang, ada seorang anak menghampiriku dan
berkata, ibu..aku punya dua pisang goreng, satu buat ibu satu buat aku, dimakan
ya bu…ucapnya sambil memberikan pisang gorengnya buat aku, masyaAllah…ucapku, terima kasih sayang. Di lain waktu gadis mungil menghampiriku, katanya.., ibu
puasa nggak hari ini? ngga sayang kataku, kenapa?. Lantas ia mengeluarkan
permen dari sakunya, bu, ini aku ada permen, ini buat ibu, tapi maaf ya bu cuma
ada satu saja, ucapnya padaku. Ya Allah …mereka sangat peduli terhadap ku,
betapa beruntungnya aku mengenal mereka, betapa membahagiakannya memiliki
mereka. Hari ini, selepas selesai perpisahan dengan anak-anak, dua orang anak,
sikembar pengantin menghampiriku, bu..aku ikut pulang sama ibu yaa,
okee..kataku, dengan senang hati. Selama perjalanan tak berhenti mereka
bercerita ini itu, bahkan sampai menghapal surah pendek dan doa kedua orang
tua. Aku dengan riang hati mendengar celoteh mereka. Ketika sudah sampai
didepan rumahnya, mereka lantas turun dan bersalaman dengan aku, terimakasih ya
bu, ibu hati-hati dijalan ya ucapnya seraya berlari, iya kataku. Namun…ia
berbalik lagi, berdiam dan berucap satu kalimat yang membuat aku tercengang.
“Semoga ibu dapat suami yang sholeh, ucapnya sungguh2. Deg…aamiin ya Allah
ucapku dengan tersenyum, sungguh aku benar-benar terharu, ingin menangis
rasanya, sepulang dari tempat tinggal anak itu, di perjalanan pulang menuju
palangka, mataku berkaca-kaca, aku bahagia sekali mengenal mereka, dan jujur
jauh di dalam hati, aku pun merasa kehilangan mereka juga. Aku menangis antara
terharu bahagia melihat sikap mereka, ketulusan mereka, kepedulian mereka,
semangat mereka yang luar biasa dalam mengaji, namun juga sedih tak bisa lagi
mengajar mereka, tak bisa lagi berceloteh bergembira bersama mereka. Aku akan
sangat merindukan mereka nantinya. Anak-anak…ibu sangat menyayangi kalian juga
:-D
Terimakasih
kepada semua masyarakat pager atas kerja samanya selama ini, kalian membuat
saya merasa nyaman berada dan bekerja di sini. Terima kasih juga atas
kepedulian kalian terhadap saya. Kalian sangat baik terhadap saya dan sangat
ingin saya tetap berada di tengah-tengah kalian. Semoga Allah membalas kebaikan
kalian semua aamiin…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar